Selasa, 16 November 2010

Macan Merapi Berkeliaran di Kampung

Magelang (ANTARA) - Macan dari lereng Gunung Merapi terlihat berkeliaran Dusun Karanganyar, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak dua malam lalu.

"Sudah dua malam berturut-turut kami mengetahui ada tanda-tanda kehadiran macan di kampung kami," kata Kepala Dusun Karanganyar, Kemis (47) di Magelang, Senin.

Ia menyatakan memastikan suara binatang pada Kamis (13/11) dan Jumat (14/11) malam itu adalah macan.

Bahkan, katanya, pada Kamis (13/11) malam dirinya sempat menyorotkan lampu senter kepada seekor macan di dekat kandang ternak seorang warga setempat saat dirinya ronda.

Sebagian besar warga dusun setempat, sekitar enam kilometer barat puncak Gunung Merapi itu hingga saat ini masih berada di berbagai penampungan pengungsi untuk menghindari jatuhnya korban akibat letusan susulan gunung berapi di perbatasan antara Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

Ia mengatakan, jumlah warga setempat sebanyak 45 kepala keluarga atau 130 jiwa. Selama terjadi letusan Merapi sejak 26 Oktober 2010 hingga saat ini, sekitar 10 warga terutama laki-laki masih bertahan di dusun setempat, sedangkan lainnya terutama perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia berada di pengungsian terutama di Muntilan.

"Saya tahu persis kalau itu adalah macan, ada tutulnya, kira-kira sebesar kambing," katanya.

Saat dirinya menyoroti macan itu dengan senter, katanya, binatang buas itu kemudian berjalan perlahan-lahan meninggalkan kandang ternak warga setempat. "Kami prinsipnya yang penting tidak mengganggu," katanya.

Ia mengatakan, pada Jumat (14/11) malam lenguhan macan itu didengar sejumlah warga setempat.

"Tetapi yang Jumat (14/11) malam, kami tidak mendekati suara itu, hanya mendengar suaranya, tetapi kami pastikan itu adalah macan," katanya.

Ia menyatakan bisa membedakan antara lenguhan macan dengan binatang lainnya.

Kemungkinan, katanya, di kawasan yang lebih tinggi dari dusun setempat, macan itu sudah tidak mendapatkan makanan karena dampak letusan Merapi. "Sehingga binatang itu turun ke kampung kami," katanya.

Sekitar dua bulan sebelum letusan pertama Merapi (26/10) petang, katanya, dirinya juga melihat seekor macan tutul berkeliaran di areal pertanian warga setempat.

Warga setempat lainnya, Surandi (70), mengaku, mendengar lenguhan macan itu pada Jumat (14/11) malam.

"Malam itu, kami yang berjaga di kampung sengja tidak mendekati sumber suara itu, tetapi itu adalah suara macan," katanya.

Sumber : Antaranews

Kamis, 21 Oktober 2010

Tahu dan Tempe Bisa Picu Sel Kanker Payudara?

VIVAnews - Tahu dan tempe yang berbahan dasar kedelai dikenal sebagai makanan murah dan kaya gizi. Konsumsi tahu dan tempe sangat penting bagi wanita, karena dianggap dapat memperlambat penuaan.

Namun, bagi penderita kanker payudara tipe tertentu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi tahu dan tempe. Sebab, bisa memicu pertumbuhan sel kanker makin cepat.

Tahu dan tempe mengandung phytoestrogen, yaitu senyawa kimia yang merupakan hormon tumbuhan (phyto artinya tumbuhan), yang memliki struktur kimia menyerupai hormon estrogen pada tubuh manusia. Karena itulah phytoestrogen dianggap bisa membantu menanggulangi masalah penurunan estrogen pada wanita.

Namun, bagi penderita kanker payudara jenis tertentu, konsumsi tahu dan tempe yang bisa memicu makin meningkatnya jumlah hormon estrogen dalam tubuh yang justru bisa merangsang penyebaran kanker lebih cepat.

“Meski tidak semua kanker payudara, namun ada jenis kanker payudara tertentu yang pertumbuhan sel kankernya justru dipengaruhi oleh estrogen. Untuk itu, bagi penderita kanker payudara disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan estrogen seperti tahu dan tempe, termasuk juga kulit ayam,” kata Ahli Kesehatan dan pemerhati gaya hidup lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegeoro Semarang, Dr Grace Judio Kahl, Msc,MH,CHt dalam acara Talk Show Kesehatan di FX Plasa Sudirman, Jakarta.

Meski tahu tempe berbahaya untuk penderita kanker payudara jenis tertentu, makanan yang mudah didapat dengan harga murah ini tetap memiliki manfaat, tentunya bagi mereka yang tidak memiliki pantangan untuk mengonsumsi kedelai.

“Untuk itu, selektif dalam memilih makanan itu penting, terutama bagi Anda yang mengidap penyakit tertentu. Konsultasi dengan dokter ahli gizi untuk membantu mengatur pola makan,” ujar dr Grace.

IVAnews - Tahu dan tempe yang berbahan dasar kedelai dikenal sebagai makanan murah dan kaya gizi. Konsumsi tahu dan tempe sangat penting bagi wanita, karena dianggap dapat memperlambat penuaan.

Namun, bagi penderita kanker payudara tipe tertentu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi tahu dan tempe. Sebab, bisa memicu pertumbuhan sel kanker makin cepat.

Tahu dan tempe mengandung phytoestrogen, yaitu senyawa kimia yang merupakan hormon tumbuhan (phyto artinya tumbuhan), yang memliki struktur kimia menyerupai hormon estrogen pada tubuh manusia. Karena itulah phytoestrogen dianggap bisa membantu menanggulangi masalah penurunan estrogen pada wanita.

Namun, bagi penderita kanker payudara jenis tertentu, konsumsi tahu dan tempe yang bisa memicu makin meningkatnya jumlah hormon estrogen dalam tubuh yang justru bisa merangsang penyebaran kanker lebih cepat.

“Meski tidak semua kanker payudara, namun ada jenis kanker payudara tertentu yang pertumbuhan sel kankernya justru dipengaruhi oleh estrogen. Untuk itu, bagi penderita kanker payudara disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan estrogen seperti tahu dan tempe, termasuk juga kulit ayam,” kata Ahli Kesehatan dan pemerhati gaya hidup lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegeoro Semarang, Dr Grace Judio Kahl, Msc,MH,CHt dalam acara Talk Show Kesehatan di FX Plasa Sudirman, Jakarta.

Meski tahu tempe berbahaya untuk penderita kanker payudara jenis tertentu, makanan yang mudah didapat dengan harga murah ini tetap memiliki manfaat, tentunya bagi mereka yang tidak memiliki pantangan untuk mengonsumsi kedelai.

“Untuk itu, selektif dalam memilih makanan itu penting, terutama bagi Anda yang mengidap penyakit tertentu. Konsultasi dengan dokter ahli gizi untuk membantu mengatur pola makan,” ujar dr Grace. (Petti Lubis, Lutfi Dwi Puji Astuti)

Sumber : VIVAnews

Selasa, 19 Oktober 2010

Hasil Belajar

Setelah resmi berstatus Nikonian, sekarang saya harus sering-sering belajar, dan tidak boleh bosan untuk belajar. Berikut ini adalah beberapa hasil jepretan saya yang masih newbie dengan menggunakan Nikon D90, kalau ada yang kurang mantap, silahkan dikritik untuk membangun. Terimakasih

Serius



















When Water is Limited


























Purple on Green




















Berjalan Bersama


























Bersandar



















Demikian beberapa hasil belajar saya, sangat disadari bahwa masih ada kekurangan. Terimakasih atas perhatiaanya.

Minggu, 17 Oktober 2010

I Am a Nikonian

Nikon D90, ya itulah kamera DSLR yang akhirnya saya beli. Setelah berbagai kegiatan saya mendapat kepercayaan sebagai tukang foto alias fotografer dengan kamera DSLR yang statusnya pinjaman alias milik pihak lain (kantor, kampus, dan teman). Saya menjadi tertarik (lagi) untuk mendalami dunia fotografi. Selama menjadi fotografer dadakan, saya menggunakan kamera DSLR dengan berbagai merk dan seri, seperti Olympus (E-620), Sony (Alpha A-230), Canon EOS (1000D & 50D), dan Nikon (D3000). Dalam berbagai kesempatan tersebut saya terus berusaha belajar agar semakin mengerti penggunaan kamera DSLR untuk menghasilkan foto yang baik secara umum. Setelah mencoba dan mencoba, saya merasa lebih cocok dengan Nikon. Kenapa Nikon? Mungkin karena saya lebih sering menjadi fotografer dadakan dalam acara kampus, dan kamera DSLR milik kampus (tepatnya program studi) adalah Nikon (D3000). Kemudian saya mulai mencoba untuk terjun di dunia maya untuk mencari segala informasi mengenai fotografi dan kamera DSLR tentunya. Mulai banyak tahu, mulai banyak mengerti setelah rutin sharing bersama para pengguna DSLR (fotografer, dosen fotografi, teman, dan forum di internet). Kemudian saya mengutarakan kehendak saya kepada kelurga, bahwa saya ingin memiliki kamera DSLR. Saya masih seorang mahasiswa yang belum memiliki pekerjaan dan penghasilan, wajar saya harus diskusi terlebih dahulu dengan keluarga, karena sokongan dana datang dari keluarga (Mama, Papa, Kakak, dan Kakak Ipar). Singkat kata singkat cerita, saya diberi lampu hijau untuk memiliki kamera DSLR walaupun sempat terjadi adu argumen yang alot.

Ketika telah mendapat lampu hijau untuk membeli dan memiliki kamera DSLR, muncul pertanyaan klasik sebagai seorang newbie, “Mau pilih Canon atau Nikon?” Kenapa hanya 2 merk itu saja yang menjadi perdebatan, karena memang ke-2 merk tersebut dianggap cukup berada di dunia kamera DSLR.Hal tersebut semakin membuat saya semakin melakukan sharing, baik secara langsung maupun melalui internet. Pilihan pertama adalah Canon 500D atau Nikon D5000, ya ke-2 seri tersebut adalah kamera DSLR kelas entry level. Ke sana, ke sini mencari informasi yang saya harapkan dapat mencerahkan jalan saya menuju kepemilikan kamera DSLR. Akhirnya saya mulai mantap memiih Canon EOS 500D, setelah saya mendapat masukan dari beberapa orang di sekitar saya yang berlabel canonian. Mulai saya terjun ke toko-toko kamera yang ada di Kota Bandung, bertanya dari satu toko ke toko yang lain. Canon EOS 500D rata-rata harga pasarannya pada saat itu (September 2010) berada diharga Rp. 6.500.000,- (18-55 IS, garansi Data Scrip). Dengan harga tersebut saya merasa semakin mantap, saya semakin rutin kontrol harga baik langsung ke toko atau di internet. Sempat terpikirkan untuk membeli melalui jalur On Line, tapi saya masih takut. Jadi kemungkinan besar saya membeli secara COD, datang langsung ke toko dan bertanya-tanya langsung lebih membuat hati saya puas.

Sampai pada suatu ketika ada acara di kampus, saya bersua dengan dosen fotografi saya lagi. Sharing pun saya lakukan, bertanya-tanya kembali. Mantapkah, baguskah, cukupkah, bagaimana upgrade-nya, dan sebagainya mengenai Canon EOS 500D. Pada saat itulah saya diracuni oleh dosen, “Nanggung kalau beli kelas entry level, langsung saja beli kelas semi-pro.” Saya juga mau punya kamera DSLR kelas semi-pro, tapi uangnya yang ada tidak mencukupi. Dosen saya pun kembali berujar, “Beli aja Body Only dulu, lensa mah gampang, menyusul juga bisa. Kalau kameranya udah bagus, upgrade lensa juga enak.” Di sini saya mulai terkontaminasi oleh ucapan sang dosen. Kemudian saya disarankan untuk membeli Nikon D90 Body Only bekas, yang harganya berkisar sama dengan Canon EOS 500D baru. Memang saya benar-benar labil, saya resmi terkontaminasi oleh ucapan dosen, saya lupakan Canon EOS 500D dan beralih memburu Nikon D90.

Seperti biasa saya mulai mencari-cari informasi mengenai keberadaan Nikon D90, usut punya usut, ternyata Nikon D90 sudah discontinue alias tidak diproduksi lagi karena sudah keluar Nikon D7000 sebagai generasi penerusnya (lebih bagus dan mahal tentunya). Karena hal tersebut akhirnya saya semakin gencar berburu Nikon D90 baik barang baru maupun bekas. Saya terus mencari, datang ke toko-toko, bertanya di internet, tapi memang Nikon D90 sudah cukup sulit dicari. Kebanyakan dari yang ada, baik baru maupun bekas, bergaransi distributor, bukan garansi resmi Alta Nikindo. Saya berusaha untuk mencari Nikon D90 dengan garansi resmi Alta Nikindo. Untuk di Kota Bandung sendiri pencarian yang saya lakukan berkisar pada toko Kamal (Jl. Braga), Seni Abadi (Jl. Wastukencana), Jonas Photo (Jl. Banda), Pinus Photo (Jl. Sultan Agung Thirtayasa) dan BEC (Jl. Purnawarman). Benar-benar cukup sulit untuk mencari Nikon D90 garansi resmi Alta Nikindo. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan nomor kontak saya di Kamal dan Seni Abadi, karena memang hanya ke-2 toko tersebut yang bisa menjanjikan Nikon D90 garansi resmi Alta Nikondo. Kamal sempat menjanjikan Nikon D90 akan datang pada 12 November 2010 dengan harga Rp. X.300.000,- , cukup membuat saya menunggu, karena saat itu masih pertengaahan September 2010.

Setelah terus mengontrol keberadaan dan harga Nikon D90, akhirnya sampai juga pada tanggal 12 Oktober 2010. Sekitar pukuk 10.00 WIB saya berangkat dari kediaman untuk pergi ke Kamal, sesampainya di sana ternyata Nikon D90 belum ada barangnya. Saya pulang dengan tangan hampa, ditambah dengan ban motor saya bocor sampai harus mengganti ban luar dan dalam, mantap. Setelah sampai dikediaman sekitar pukul 12.00 WIB, baru parkir motor tiba-tiba ponsel berdering, ada nomor Bandung yang memanggil. Dalam hati saya berharap ini adalah telepon dari Kamal atau Seni Abadi, dan ternyata dugaan saya benar, Kamal memberi tahu bahwa Nikon D90 sudah ada, namun dengan harga Rp. X.800.000,-. Harga naik Rp. 500.000,- kontan saja saya kaget, namun saya tetap memberikan deal dengan pertimbangan Nikon D90 baru dengan garansi resmi Alta Nikindo sudah sulit ditemukan. Sebelum menuju Bank untuk mengambil uang, saya sibuk mencari pinjaman kepada teman-teman saya dan hasilnya mereka meminjamkan uangnya. Saya harus meminjam karena dana yang ada hanya Rp. X.500.000,- sedangkan harga Nikon D90 Rp. X.800.000,-. Setelah mendapat pinjaman dari teman-teman, saya menuju ke bank untuk menarik uang. Karena uang yang ditarik lebih dari Rp. 5.000.000,- sedangkan kartu ATM saya memiliki limit penarikan dalam sehari hanya Rp. 5.000.000,-. Sesampainya di bank, saya harus menunggu karena pukul 12.00-13.00 adalah waktu istirahat. Makin geregetan saya, setelah waktu istirahat selesai dan saya melakukan penarikan tidak bisa karena untuk penarikan dalam jumlah besar, perlu menunjukkan kartu identitas. Sedangkan KTP dan SIM saya sudah tidak berlaku, mantap. Akhirnya saya langsung meminjam rekening teman untuk menransfer uang dari rekening saya, jadi uang saya dipecah ke-2 rekening. Akhirnya bisa ditarik juga dari ATM, melalui ATM saya dan teman. Uang sudah di tangan, langsung menuju Kamal di Jalan Braga.

Sesampainya di Kamal, langsung saya meminta pesanan Nikon D90, ready stock, barang ada. Saya coba sedikit menawar, tapi tetap tidak bisa, harga tetap pada Rp. X.800.000,-. Tapi dengan bonus SD SanDisk 4GB stelah sedikit tawar-menawar. Setelah periksa kondisi dan kelengkapan barang, saya cukup puas. Saya tambah dengan membeli UV filter Kokaii 67mm dengan harga Rp. 50.000,- (pasarannya Rp. 80.000,-). Semua sudah mantap dan meyakinkan dan akhirnya “Deal...!” Saya membeli Nikon D90 baru dengan harga Rp. X.800.000,- ditambah dengan UV filter seharga Rp. 50.000,- total Rp. X.850.000,-.

Akhirnya dengan penuh perjuangan, 12 Oktober 2010, 14.30 WIB saya resmi menjadi seorang nikonian bersenjata Nikon D90. Saya sadar saya masih pemula dalam dunia fotografi, saya akan terus berusaha belajar, belajar, dan terus belajar. Tidak ada kata berhenti untuk terus belajar. Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada Allah SWT atas segalah nikmatnya, Mama, Papa, Kakak, Kakak Ipar, kekasih, dosen fotografi, teman-teman, dan mitra sharing yang selalu berbagi informasi dengan saya.

Foto (testing) pertama :

Jumat, 24 September 2010

Berpidato, Ahmadinejad Bawa Injil dan Qur'an

Ada yang unik pada pidato Mahmoud Ahmadinejad di sidang tahunan Majelis Umum PBB di New York, Kamis 23 September 2010. Presiden Iran itu membawa kitab al-Qu'ran dan Alkitab. Bahkan dia mempertunjukkan kitab suci umat Muslim dan Kristen itu kepada para hadirin.

Aksi itu dilakukan Ahmadinejad pada pertengahan pidato, setelah para diplomat dari Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara lain melakukan aksi boikot (walkout).

Saat mempertunjukkan dua kitab suci itu, Ahmadinejad menyayangkan kasus pelecehan terhadap al-Qur'an. "Kitab suci Qur'an merupakan Buku yang Ilahi dan keajaiban abadi bagi Islam," kata Ahmadinejad dalam pidatonya, sesuai dengan naskah yang dikirim ke laman resmi PBB.

"Kita secara bijak harus mencegah jangan sampai masuk ke tangan-tangan Setan. Mewakili bangsa Iran, saya menaruh hormat kepada semua Kitab Ilahi dan para pengikutnya. Ini adalah al-Qur'an dan ini adalah Alkitab. Saya menghormati keduanya," kata Ahmadinejad sambil memperlihatkan kedua kitab suci itu.

Sebelumnya, dia mengingatkan bahwa para nabi ilahi memiliki misi bagi umat manusia untuk percaya pada satu Tuhan (monoteisme), cinta dan keadilan sekaligus menunjukkan belas kasih bagi kemakmuran serta menjauhi ateisme dan egoisme.

Namun, pemimpin berusia 53 tahun itu menyayangkan bahwa ajaran para nabi itu sering tercermar oleh "ego dan nafsu tamak" manusia. Dia selanjutnya memberi sejumlah contoh bagaimana manusia sudah berkali-kali diperingati oleh para utusan Tuhan.

"Nimrod menghadapi Hazrat Abraham dan Firaun menghadapi Hazrat Musa. Kaum tamak menghadapi Hazrat Yesus Kristus dan Hazrat Muhammad (damai beserta kita sekalian). Dalam beberapa abad terakhir, etika dan nilai kemanusiaan telah ditolak sehingga menyebabkan keterbelakangan," kata Ahmadinejad.

Dia pun menyayangkan bahwa nafsu untuk mendapatkan kapital dan dominasi telah menggantikan ajaran monoteisme, yang merupakan gerbang bagi cinta dan persatuan. "Ini akhirnya memunculkan berbagai konflik yang membuka jalan bagi terjadinya perbudakan dan kolonialisme," kata Ahmadinejad.

Selanjutnya, Ahmadinejad mulai melontarkan kritik pedas kepada AS, kapitalisme, dan juga kepada PBB. Itulah yang membuat para delegasi dari sejumlah negara melakukan aksi boikot dengan meninggalkan ruang sidang saat Ahmadinejad masih berpidato.

Menurut stasiun televisi CNN, mereka yang walkout adalah delegasi AS, Inggris, Swedia, Australia, Belgia, Uruguai dan Spanyol. Selain itu, para delegasi dari 27 negara Uni Eropa sebelumnya bersepakat meninggalkan sidang bila Ahmadinejad membuat pernyataan yang menebar kebencian.

Sumber : VIVAnews