Minggu, 17 Oktober 2010

I Am a Nikonian

Nikon D90, ya itulah kamera DSLR yang akhirnya saya beli. Setelah berbagai kegiatan saya mendapat kepercayaan sebagai tukang foto alias fotografer dengan kamera DSLR yang statusnya pinjaman alias milik pihak lain (kantor, kampus, dan teman). Saya menjadi tertarik (lagi) untuk mendalami dunia fotografi. Selama menjadi fotografer dadakan, saya menggunakan kamera DSLR dengan berbagai merk dan seri, seperti Olympus (E-620), Sony (Alpha A-230), Canon EOS (1000D & 50D), dan Nikon (D3000). Dalam berbagai kesempatan tersebut saya terus berusaha belajar agar semakin mengerti penggunaan kamera DSLR untuk menghasilkan foto yang baik secara umum. Setelah mencoba dan mencoba, saya merasa lebih cocok dengan Nikon. Kenapa Nikon? Mungkin karena saya lebih sering menjadi fotografer dadakan dalam acara kampus, dan kamera DSLR milik kampus (tepatnya program studi) adalah Nikon (D3000). Kemudian saya mulai mencoba untuk terjun di dunia maya untuk mencari segala informasi mengenai fotografi dan kamera DSLR tentunya. Mulai banyak tahu, mulai banyak mengerti setelah rutin sharing bersama para pengguna DSLR (fotografer, dosen fotografi, teman, dan forum di internet). Kemudian saya mengutarakan kehendak saya kepada kelurga, bahwa saya ingin memiliki kamera DSLR. Saya masih seorang mahasiswa yang belum memiliki pekerjaan dan penghasilan, wajar saya harus diskusi terlebih dahulu dengan keluarga, karena sokongan dana datang dari keluarga (Mama, Papa, Kakak, dan Kakak Ipar). Singkat kata singkat cerita, saya diberi lampu hijau untuk memiliki kamera DSLR walaupun sempat terjadi adu argumen yang alot.

Ketika telah mendapat lampu hijau untuk membeli dan memiliki kamera DSLR, muncul pertanyaan klasik sebagai seorang newbie, “Mau pilih Canon atau Nikon?” Kenapa hanya 2 merk itu saja yang menjadi perdebatan, karena memang ke-2 merk tersebut dianggap cukup berada di dunia kamera DSLR.Hal tersebut semakin membuat saya semakin melakukan sharing, baik secara langsung maupun melalui internet. Pilihan pertama adalah Canon 500D atau Nikon D5000, ya ke-2 seri tersebut adalah kamera DSLR kelas entry level. Ke sana, ke sini mencari informasi yang saya harapkan dapat mencerahkan jalan saya menuju kepemilikan kamera DSLR. Akhirnya saya mulai mantap memiih Canon EOS 500D, setelah saya mendapat masukan dari beberapa orang di sekitar saya yang berlabel canonian. Mulai saya terjun ke toko-toko kamera yang ada di Kota Bandung, bertanya dari satu toko ke toko yang lain. Canon EOS 500D rata-rata harga pasarannya pada saat itu (September 2010) berada diharga Rp. 6.500.000,- (18-55 IS, garansi Data Scrip). Dengan harga tersebut saya merasa semakin mantap, saya semakin rutin kontrol harga baik langsung ke toko atau di internet. Sempat terpikirkan untuk membeli melalui jalur On Line, tapi saya masih takut. Jadi kemungkinan besar saya membeli secara COD, datang langsung ke toko dan bertanya-tanya langsung lebih membuat hati saya puas.

Sampai pada suatu ketika ada acara di kampus, saya bersua dengan dosen fotografi saya lagi. Sharing pun saya lakukan, bertanya-tanya kembali. Mantapkah, baguskah, cukupkah, bagaimana upgrade-nya, dan sebagainya mengenai Canon EOS 500D. Pada saat itulah saya diracuni oleh dosen, “Nanggung kalau beli kelas entry level, langsung saja beli kelas semi-pro.” Saya juga mau punya kamera DSLR kelas semi-pro, tapi uangnya yang ada tidak mencukupi. Dosen saya pun kembali berujar, “Beli aja Body Only dulu, lensa mah gampang, menyusul juga bisa. Kalau kameranya udah bagus, upgrade lensa juga enak.” Di sini saya mulai terkontaminasi oleh ucapan sang dosen. Kemudian saya disarankan untuk membeli Nikon D90 Body Only bekas, yang harganya berkisar sama dengan Canon EOS 500D baru. Memang saya benar-benar labil, saya resmi terkontaminasi oleh ucapan dosen, saya lupakan Canon EOS 500D dan beralih memburu Nikon D90.

Seperti biasa saya mulai mencari-cari informasi mengenai keberadaan Nikon D90, usut punya usut, ternyata Nikon D90 sudah discontinue alias tidak diproduksi lagi karena sudah keluar Nikon D7000 sebagai generasi penerusnya (lebih bagus dan mahal tentunya). Karena hal tersebut akhirnya saya semakin gencar berburu Nikon D90 baik barang baru maupun bekas. Saya terus mencari, datang ke toko-toko, bertanya di internet, tapi memang Nikon D90 sudah cukup sulit dicari. Kebanyakan dari yang ada, baik baru maupun bekas, bergaransi distributor, bukan garansi resmi Alta Nikindo. Saya berusaha untuk mencari Nikon D90 dengan garansi resmi Alta Nikindo. Untuk di Kota Bandung sendiri pencarian yang saya lakukan berkisar pada toko Kamal (Jl. Braga), Seni Abadi (Jl. Wastukencana), Jonas Photo (Jl. Banda), Pinus Photo (Jl. Sultan Agung Thirtayasa) dan BEC (Jl. Purnawarman). Benar-benar cukup sulit untuk mencari Nikon D90 garansi resmi Alta Nikindo. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan nomor kontak saya di Kamal dan Seni Abadi, karena memang hanya ke-2 toko tersebut yang bisa menjanjikan Nikon D90 garansi resmi Alta Nikondo. Kamal sempat menjanjikan Nikon D90 akan datang pada 12 November 2010 dengan harga Rp. X.300.000,- , cukup membuat saya menunggu, karena saat itu masih pertengaahan September 2010.

Setelah terus mengontrol keberadaan dan harga Nikon D90, akhirnya sampai juga pada tanggal 12 Oktober 2010. Sekitar pukuk 10.00 WIB saya berangkat dari kediaman untuk pergi ke Kamal, sesampainya di sana ternyata Nikon D90 belum ada barangnya. Saya pulang dengan tangan hampa, ditambah dengan ban motor saya bocor sampai harus mengganti ban luar dan dalam, mantap. Setelah sampai dikediaman sekitar pukul 12.00 WIB, baru parkir motor tiba-tiba ponsel berdering, ada nomor Bandung yang memanggil. Dalam hati saya berharap ini adalah telepon dari Kamal atau Seni Abadi, dan ternyata dugaan saya benar, Kamal memberi tahu bahwa Nikon D90 sudah ada, namun dengan harga Rp. X.800.000,-. Harga naik Rp. 500.000,- kontan saja saya kaget, namun saya tetap memberikan deal dengan pertimbangan Nikon D90 baru dengan garansi resmi Alta Nikindo sudah sulit ditemukan. Sebelum menuju Bank untuk mengambil uang, saya sibuk mencari pinjaman kepada teman-teman saya dan hasilnya mereka meminjamkan uangnya. Saya harus meminjam karena dana yang ada hanya Rp. X.500.000,- sedangkan harga Nikon D90 Rp. X.800.000,-. Setelah mendapat pinjaman dari teman-teman, saya menuju ke bank untuk menarik uang. Karena uang yang ditarik lebih dari Rp. 5.000.000,- sedangkan kartu ATM saya memiliki limit penarikan dalam sehari hanya Rp. 5.000.000,-. Sesampainya di bank, saya harus menunggu karena pukul 12.00-13.00 adalah waktu istirahat. Makin geregetan saya, setelah waktu istirahat selesai dan saya melakukan penarikan tidak bisa karena untuk penarikan dalam jumlah besar, perlu menunjukkan kartu identitas. Sedangkan KTP dan SIM saya sudah tidak berlaku, mantap. Akhirnya saya langsung meminjam rekening teman untuk menransfer uang dari rekening saya, jadi uang saya dipecah ke-2 rekening. Akhirnya bisa ditarik juga dari ATM, melalui ATM saya dan teman. Uang sudah di tangan, langsung menuju Kamal di Jalan Braga.

Sesampainya di Kamal, langsung saya meminta pesanan Nikon D90, ready stock, barang ada. Saya coba sedikit menawar, tapi tetap tidak bisa, harga tetap pada Rp. X.800.000,-. Tapi dengan bonus SD SanDisk 4GB stelah sedikit tawar-menawar. Setelah periksa kondisi dan kelengkapan barang, saya cukup puas. Saya tambah dengan membeli UV filter Kokaii 67mm dengan harga Rp. 50.000,- (pasarannya Rp. 80.000,-). Semua sudah mantap dan meyakinkan dan akhirnya “Deal...!” Saya membeli Nikon D90 baru dengan harga Rp. X.800.000,- ditambah dengan UV filter seharga Rp. 50.000,- total Rp. X.850.000,-.

Akhirnya dengan penuh perjuangan, 12 Oktober 2010, 14.30 WIB saya resmi menjadi seorang nikonian bersenjata Nikon D90. Saya sadar saya masih pemula dalam dunia fotografi, saya akan terus berusaha belajar, belajar, dan terus belajar. Tidak ada kata berhenti untuk terus belajar. Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada Allah SWT atas segalah nikmatnya, Mama, Papa, Kakak, Kakak Ipar, kekasih, dosen fotografi, teman-teman, dan mitra sharing yang selalu berbagi informasi dengan saya.

Foto (testing) pertama :

2 komentar:

  1. wah, saya juga lagi nyari Nikon D90 yang garansi resmi dari Nikon nih. susahnya minta ampun.
    kalau boleh tahu, di mana yang tempat belinya di Bandung?

    BalasHapus
  2. Welcome to be nikonian..
    Saya pernah pake d90, ok banget tuh...mini d300s
    Selamat berkaryaaaa...

    www.kata-bijak.com

    BalasHapus